Translate

Selasa, 31 Maret 2015

Cerita Anak Kost (Versi Chandra)


Awalnya, diwaktu masa putih abu-abu saya sempat terbenak dalam pikiran, sepertinya menyenangkan jika tinggal ditempat yang bernama Kostan. Alasannya simpel, ingin hidup bebas sendiri tanpa aturan dari orang tua karna banyak teman sepermainan yang sudah atau sampai sekarang masih merasakan menjadi anak kostan. Hidup bebas, tinggal sendiri, yap, itu saja yang saya pikirkan dan tidak tahu apa kelanjutannya yang ternyata lebih suram daripada kesenangannya.Kehidupan yang sempat membuat saya terpikir lebih baik kejebak macet di Cibubur 4 jam daripada hidup menjadi anak kost. Kehidupan anak kost ternyata tidak segampang meng"klick" tanda X di browser Google untuk mengakhirinya.



Tapi, dibalik keburukkan itu semua saya jadi paham dan mengerti betapa hidup tidak seelalu manis. Saya mengerti apa itu "Tanggal Tua" dan "Tanggal Muda" yang biasanya saya dengar dari pedagang-pedagang pasar malam. Saya lebih mengutamakan cara "Hemat" daripada cara "Boros". Menjadi anak kost membuat saya terpaksa melakukan istilah "White Lies" kepada orang tua yang menanyakan "Masih cukup uangmu,Nak?".



Saya pernah mendengar sebuah kalimat yang berbunyi "Bisa Karena Terbiasa" , ya saya bisa dan terbiasa menjalani ini, karna saya tahu life is must go on dan ini akan menjadi salah satu pelajaran hidup buat saya.

Tidak ada komentar: